Friday, May 15, 2020

Inflasi Riil Di Indonesia Ternyata 6,36% per tahun


Data ekonomi riil akan memudahkan pelaku usaha merencanakan pertumbuhan usaha. Karena jika pertumbuhan usahanya dibawah inflasi itu artinya terjadi penurunan nilai ekonominya. Inflasi juga penting untuk membuat perencanaan menyeluruh dalam segala aspek yang dibutuhkan.

Bagi masyarakat pada umumnya inflasi juga penting untuk membuat perencanaan kebutuhan dimasa depan. Tetapi bagaimana jika nilai inflasi yang diriil terasa janggal?

Nilai jual indomie relatif stabil setara dengan inflasi. Hal ini karena sifatnya yang mass product sehingga margin laba relatif kecil. Sehingga komponen biaya dan bahan baku menjadi komponen dominan terhadap harga jual indomie.

Padahal dalam Sebungkug Indomie sebenarnya sudah mengandung komponen biaya berbagai sektor, bukan saja tepung terigu, tetapi juga, biaya energi, transportasi, distribusi, jasa iklan, engineering, akuntansi, hukum dan masih banyak lagi. Sehingga layak diduga bahwa kenaikkan harga Indomie empiris dengan tingkat inflasi riil.

Tulisan ini bukan bermaksud untuk mendelegitimasi lembaga BPS sebagai pusat statistik Indonesia. Tetapi untuk mentriger berbagai pihak untuk menjelaskan mengapa BPS merilis inflasi dikisaran lebih rendah, dari apa yang penulis rasakan dan hitung.

Menurut pembaca berapa inflasi riil sesungguhnya di Indonesia? Silahkan komentar di bawah ini.

Salam ekonomi

No comments:

Post a Comment