Sunday, May 10, 2020

Bunga Surat Utang Pemerintah RI jauh lebih tinggi dibanding Negara Negara Asean Lainnta (10 Mei 2020)

Sumber data: Bank Dunia diolah oleh: goenawanwst

Kondisi fundamental Ekonomi Indonesia saat ini tidak bisa dibilang bagus. Ini informasi pesimistis, tetapi sebagai koreksi atas tata kelola keuangan republik ini. Karena setiap selisih presentase suku bunga utang pemerintah RI dibanding negara lain, artinya dimasa mendatang kita berpotensi ketinggalan karena beban bunga yang kelewat tinggi.

Dari data diatas terlihat Goverment Bond (Surat utang pemerintah Republik Indonesia untuk jangka waktu 10 tahun sebesar 8.1%. Jauh lebih tinggi dibanding peringkat 2 Filipina (3.35%), kemudian berikutnya Vietnam (3.1%), Malaysia (2.8%), Thailand (1.09%) dan Singapura (0,89%).

Indikator:


Tingginya suku bunga surat utang pemerintah merupakan cerminan rendahnya prospek pertumbuhan ekonomi dimasa mendatang secara umum. Secara detail juga mencerminkan rendahnya tingkat optimisme investor atas atas kinerja ekonomi dan pemerintahan. Artinya untuk bisa survive, perusahaan di Indonesia harus memiliki pertumbuhan usaha diatas 8.1% sehingga tingkat inflasi riil pun akhirnya cenderung terdorong tinggi. Pada akhirnya menimbulkan siklus ekonomi yang tidak efisien.

Beban di Masa Kini dan Masa Depan


Tingkat suku bunga yang tinggi meyebabkan APBN harus memberikan porsi yang besar atas alokasi pembayaran bunga dan pokok utang. Ini artinya semakin sedikit dana yang tersedia untuk membiayai operasional dan pembangunan.

Solusinya:


Pemerintah tidak serta merta bisa menurunkan tingkat suku bunga utangnya. Karena suku bunga adalah mekanisme pasar antara kebutuhan dan tingkat kepercayaan investor. Satu - satu jalan yang bisa ditempuh adalah denganmemperbaiki kinerja ekonomi nasional.

Membiarkan diri terjebak dalam beban bunga yang tinggi tentu saja sangat membahayakan ekonomi nasional dan kesejahteraan dimasa depan. Mendorong produktivitas nasional, meningkatkan eksport dan selektif terhadap import adalah solusi nyata tetapi juga tidak mudah.

Orientasi pemabangunan yang tidak tepat saat ini terbukti hanya meningkatkan import sementara eksport justru cenderung stagnan dan turun. Semoga pemerintah semakin bijak mengelola keuangan negara. Tidak perlu lagi memberi angin surga dengan janji berlebihan. Fokuskan target pada penurunan suku bunga utang pemerintah.

No comments:

Post a Comment